TAJUK Teras informasi — Terjawab sudah teka-teki siapa yang akan memimpin DPD I PDIP Lampung untuk periode 2025–2030.
Winarti, mantan Bupati Tulang Bawang, akhirnya terpilih melalui keputusan yang sepenuhnya berada di tangan Ketua Umum Megawati.
Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, bahkan bagi sebagian internal PDIP yang selama ini memiliki prediksi berbeda.
Nama-nama seperti Mukhlis Basri, Sutono, Sudin, hingga Umar Ahmad telah lama beredar sebagai kandidat kuat. Mereka membawa modal politik, pengalaman, dan jaringan yang tidak kecil.
Namun, PDIP bukanlah partai yang tunduk pada logika arus mainstream. Di PDIP suka atau tidak seluruh proses seleksi kader strategis selalu bermuara pada satu hal hak prerogatif Ketua Umum.
Pilihan Megawati jatuh kepada Winarti bukan sekadar urusan struktural. Namun merupakan pesan kuat bahwa PDIP sedang mencari kembali jati dirinya sebagai partai ideologis yang berpihak kepada wong cilik.
Di tengah kondisi PDIP Lampung yang selama ini cenderung dipenuhi wajah-wajah “abu-abu” figur birokratis beraroma kapitalisme dan oligarkisme, hadirnya Winarti membawa napas lain yakni napas kader ideologis.
Winarti, bersama Mukhlis Basri, adalah sedikit dari kader Lampung yang benar-benar lahir dari arus bawah. Mereka bukan kader “kost” atau “kader mie instan” yang tiba-tiba muncul tanpa proses.
Mereka tumbuh, berjuang, dan dibentuk oleh kultur yang menjadi fondasi PDIP yakni kerja keras, keberpihakan, dan konsistensi.
Di tubuh PDIP Lampung, figur seperti ini bisa dihitung dengan jari. Dan Megawati membacanya dengan jernih.
Kini PDIP sedang berada pada fase refleksi ideologis. Di banyak daerah, wajah kader sudah mengalami distorsi. Ada elitisme baru yang meminggirkan ideologi marhaenisme – pemikiran Bung karno.
Ketika Megawati memilih Winarti, bukan sekadar pesan keputusan politik, PDIP ingin menjadi partai yang membela wong cilik. Serta mempertegas PDIP bukan partai kader elite politik yang tumbuh karena kekuasaan tangan kapitalisme oligarki.
Kini pertanyaannya sederhana mampukah Winarni menjadi “srikandi ideologis” yang memulihkan marwah PDIP Lampung dan menegakkan kembali ajaran marhaenisme Bung Karno di tingkat daerah?
Waktu akan memberikan jawabannya. Namun satu hal sudah jelas bahwa Megawati telah menaruh taruhan ideologisnya pada seorang perempuan yang lahir dari akar rumput.
Penulis : Ahmad Basri : Ketua Kajian Kritis Kebijakan Pembangunan (K3PP)
Editor : Ahmad Sobirin
















